You MUST BELIEVE…

Kisah ini diceritakan teman saya pak Steve Sudjatmiko. Beberapa tahun lalu, profesor-profesor di Amerika Serikat berkumpul.  Mereka mengeluhkan, mengapa pada generasi sekarang tidak muncul ilmuwan-ilmuwan atau tokoh hebat sekaliber Einstein, Newton, Kennedy, dan sebagainya. Lalu mereka berdiskusi apa penyebab kemunduran bangsa Amerika saat ini dibanding sebelumnya. Akhirnya dari diskusi tersebut keluar satu kesimpulan bahwa mereka harus membenahi dunia pendidikan dasar. Maka pergilah profesor-profesor tersebut mengunjungi satu sekolah dan mereka melakukan survei  di sana.

Murid-murid sekolah diminta menjawab soal dan hasilnya diteliti. Dari hasil tes tersebut seorang profesor paling senior mendatangi sang guru. Terjadilah dialog seperti ini :

“Kami mau bertanya kepada bu guru tentang dua anak ini. Dari 40 siswa di kelas kenapa dua anak ini bisa ranking 39 dan 40?”

“Iya prof, mereka memang anak yang bandel. Suka bolos dan bodoh. Pantas saja mereka ranking paling akhir.”

“Wah, ibu salah,” kata sang profesor. “Dari hasil tes kami, dua anak ini terbukti sangat cerdas. Dia calon ilmuwan besar.”

“Coba ibu perhatikan dua anak ini. Kami akan datang setahun lagi untuk melihat hasilnya.”

Selepas tim profesor itu pergi maka sang guru mulai memperhatikan dua anak yang selama ini dinilainya bandel dan jarang diperhatikan. Kalau tidak masuk, langsung ditelpon atau dikunjungi rumahnya. Ketika hasil ulangan jelek, sang ibu guru dengan penuh ketekunan mengajari kembali dua anak tersebut sehingga  mereka mengerti. Dan akhirnya sesuai janji, tahun berikutnya profesor-profesor tersebut datang lagi ke sekolah tersebut.

“Bagaimana hasilnya, bu?” tanya para professor tersebut.

“Betul prof. Seperti professor bilang, anak ini termasuk cerdas. Dari tahun lalu mereka ranking 39 dan 40, sekarang menjadi rangking 3 dan 4. Bagaimanya professor bisa tahu anak ini cerdas?” tanya sang ibu guru.

Profesor tersebut menjawab, “Sebetulnya kami telah berbohong dalam mengadakan tes. Kami tidak melakukan apa-apa. Kami hanya ingin tahu, kalau seorang guru tekun mendidik dan percaya bahwa anak didiknya bisa, maka mereka akan bisa. Dan inilah hasilnya.”

Subhanallah. Rupanya ketekunan dan kepercayaan saja kuncinya. Anak-anak itu tetap sama. Itulah yang terjadi ketika Master Shifu akan mendidik Panda menjadi jagoan, Pendekar Naga dalam film animasi terkenal The Kungfu Panda. Saat Master Oogway memilih Panda sebagai Pendekar Naga yang bakal menandingi penjahat Tai Lung, semua meragukan termasuk calon gurunya Master Shifu. Master Oogway hanya mengatakan, “There are no accident. You must believe…” lalu beliau pergi diikuti hembusan angin.

Kita tidak mungkin berhasil mendidik dan mengembangkan anak didik kita sebelum mempercayai kemampuan yang dimiliki oleh anak tersebut, dan -tentu saja kita percaya kemampuan kita mendidik anak tersebut. Kita yakin Allah pasti menciptakan manusia masing2 punya bakat dan keunggulan. Cara master Shifu melatih Panda menjadi seorang Dragon Warrior sangat menarik. Bagaimana mungkin, dengan badan yang begitu besar Panda menjadi seorang jagoan kung fu. Master Shifu menemukan kegemaran Panda yang  doyan makan bakpao menjadi  “titik masuk” untuk melatih kungfu. Dengan kegigihan Panda berlatih sesuai dengan keinginannya, ditambah dengan kepercayaan luar biasa Master Shifu atas kemampuan Panda, jadilah Panda seorang jagoan kungfu yang berhasil mengalahkan Tai Lung.

Setiap anak didik mempunyai keunikan tersendiri. Mereka mempunyai kelebihan masing-masing. Tugas seorang guru adalah membantu menemukan, mengembangkan dan memotivasi sang anak agar tercapai cita-citanya. Kita bisa berkaca pada tokoh-tokoh besar, pada dasarnya mereka mempunyai seorang mentor. Mike Tyson, anak jalanan bisa menjadi petinju hebat karena ada seorang Cus D’Amato yang memperhatikan dan memgembangkan bakatnya. Seorang guru pun dalam mendidik muridnya harus seperti itu, penuh percaya diri, memberi motivasi dan mengajarkan ilmunya.

Pandangilah murid-murid kita satu persatu. Bayangkan si A kelak jadi peraih hadiah Nobel,  bayangkan si B jadi presiden RI tahun 2050, bayangkan si C jadi sekjen PBB tahun sekian dsb. Kalau kita yakin anak didik kita bakal jadi orang hebat maka insya Allah mereka kelak akan jadi orang hebat. Kalau pun nggak jadi presiden, dg keyakinan didikan kita spt itu, paling tidak ia jadi seorang menteri. Not bad.

Terakhir, tidak ada kata kebetulan. Yang ada hanyalah kesungguhan murid yang dibimbing sang guru dg penuh keyakinan. Seperti kata Master Oogway, “There are no accident….”

-Dr. Budi Handrianto-

If I were Mr. President

1. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Machfud MD

2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Faisal Basri

3. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya
Gatot Nurmantyo

4. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Susi Pudjiastuti

5. Menteri Sekretaris Negara
Pratikno

6. Menteri Dalam Negeri
Tjahjo Kumolo

7. Menteri Luar Negeri
Retno Marsudi

8. Menteri Pertahanan
Prabowo Subianto

9. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Yusril Ihza Mahendra

10. Menteri Keuangan
Sri Mulyani

11. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Ignatius Jonan

12. Menteri Perindustrian
Rahmat Gobel

13. Menteri Perdagangan
Nadiem Makarim

14. Menteri Pertanian
Edhy Prabowo

15. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Siti Nurbaya

16. Menteri Perhubungan
Budi Karya Sumadi

17. Menteri Kelautan dan Perikanan
Nadine Chandrawinata

18. Menteri Ketenagakerjaan
Hanif Dhakiri

19. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Agus Harimurti Yudhoyono

20. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Fadjroel Rachman

21. Menteri Kesehatan
Dato’Sri Taher

22. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Wishnutama

23. Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
James Riady

24. Menteri Sosial
Muhaimin Iskandar

25. Menteri Agama
Muhammad Zainul Majdi

26. Menteri Pariwisata
Raline Shah

27. Menteri Komunikasi dan Informatika
Rudiantara

28. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Sandiaga Uno

29 Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Yenny Wahid

30. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Harnojoyo

31. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Basuki Tjahaja Purnama

32.Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Sofyan Djalil

33. Menteri Badan Usaha Milik Negara
Budi Waseso

34. Menteri Pemuda dan Olahraga
Erick Thohir

Jaksa Agung
Antasari Azhar

Leading in harmony

Green GROWTH

Tap for more information
More info please tap on the image

As simple as this

100 years and beyond

Sebutir Kurma Penghalang Doa

Pengorbanan Besar

‘Brahmana, pada suatu masa, ada seorang raja yang bernama
Mahàvijita. Ia kaya, memiliki banyak harta kekayaan, dengan
emas dan perak yang berlimpah, harta benda dan barang-barang
kebutuhan, dan uang, dengan gudang harta dan lumbung yang
penuh. Dan ketika Raja Mahàvijita sedang bersenang-senang sendirian, ia berpikir: “Aku memiliki sangat banyak kekayaan, aku memiliki tanah yang sangat luas yang kutaklukkan. Seandainya sekarang aku menyelenggarakan upacara pengorbanan besar,
apakah itu akan memberikan manfaat dan kebahagiaan untuk
waktu yang lama?” dan ia memanggil Brahmana-kerajaan,dan
menceritakan pemikirannya. “Aku ingin menyelenggarakan
upacara pengorbanan besar. Instruksikan aku, Yang Mulia,
bagaimana langkahnya demi manfaat dan kebahagiaan bagiku untuk waktu yang lama.”’
‘Si Brahmana-kerajaan menjawab: “Negeri Baginda diserang oleh para pencuri, dirusak, desa-desa dan kota-kota sedang dihancurkan, perbatasan dikuasai oleh perampok. Jika Baginda mengutip pajak atas wilayah itu, itu adalah suatu kesalahan.
Jika Baginda berpikir: ‘Aku akan melenyapkan gangguan para perampok ini dengan mengeksekusi dan hukuman penjara, atau dengan menyita, mengancam, dan mengusir’, gangguan ini tidak akan berakhir. Mereka yang selamat kelak akan mengganggu negeri
Baginda. Namun dengan rencana ini, engkau dapat secara total melenyapkan gangguan ini. Kepada mereka yang hidup di dalam kerajaan ini, yang bermata pencaharian bertani dan beternak sapi, Baginda akan membagikan benih dan makanan ternak; kepada mereka yang berdagang, akan diberikan modal; yang bekerja melayani pemerintahan akan menerima upah yang sesuai. Maka orang-orang itu, karena tekun pada pekerjaan mereka, tidak akan mengganggu kerajaan ini. Penghasilan Baginda akan bertambah,negeri ini menjadi tenang dan tidak diserang oleh para pencuri, dan masyarakat dengan hati yang gembira, akan bermain dengan anak-anak mereka, dan akan menetap di dalam rumah yang terbuka.”’

‘Dan dengan mengatakan: “Jadilah demikian!” raja menerima nasihat si Brahmana-kerajaan: ia memberikan benih dan makanan ternak, memberikan modal kepada yang berdagang … upah yang sesuai … dan masyarakat dengan hati gembira … menetap di dalam
rumah yang terbuka.’

Kembali Suci

FLOWS LIKE WATER